VIDEO

VIDEO
Tampilkan postingan dengan label AQIDAH & TASAWUF. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AQIDAH & TASAWUF. Tampilkan semua postingan

Salam Ziarah Kubur Para Waliyullah

 



Do’a Naik Kendaraan

سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِى سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ

Subhaanalladzii sakhhorolana hadzaa wamaa kunnaa lahu muqriniina wa innaa ilaa rabbina lamunqolibuuna. Allahumma innaa nasaluka fii safarina hadzal birro wattaqwaa waminal 'amali maa tardho. Allahumma hawwin 'alaina safarana hadzaa wathwi'anna bu'dahu. Allahumma antash shoohibu fissafari wal khalifatu filahli. Allahumma innii a'uudzubika min wa'tsaais safari wakaabatil mandhori wasuuuil munqolabi filmaali wal ahli

Salam Waliyullah

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَا وَلِيَ اللهِ ……صَاحِبَ اْلكَرَامَةِ. جِئْنَاكَ زَائِرِيْنَ وَ عَلَى مَقَامِكَ وَاقِفِيْنَ. أَوْدَعْنَا عِنْدَكَ شَهَادَةَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, لِلَّهِ تَعَالَى. اَلْفَاتِحَة

" ASSALAMU'ALAIKA YAA WALIYAALLAH....................(Sebutkan ahli makam yang kita tuju) SHOHIBUL KAROMAH . JIKNAKA ZAAIRIN, WA'ALA MAQOMIKA WAAKIFIIN. 'AU DA'NA INDAKA SYAHADATA 'ALA ILLAHAILLALLAH WA ANA MUHAMMADAROSULULLOH"

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

عَلَيْكُمْ يَا وَلِيَّ اللهْ

      وَقَفْنَا يَا وَلِيَّ اللهْ

    قَصَدْنَا يَا وَلِيَّ اللهْ

أَجِيْبُوْا يَا وَلِيَّ اللهْ

لِتَدْ عُوا يَا وَلِيَّ اللهْ

     لَدَيْنَا يَا وَلِيَّ اللهْ

حَلاَ لاً يَا وَلِيَّ اللهْ

مِرَارًا يَا وَلِيَّ اللهْ

كِرَامًا يَا وَلِيَّ اللهْ

بِقُرْبٍ يَا وَلِيَّ اللهْ

مُحَمَّدْ يَا وَلِيَّ اللهْ

وَشُكْرًا يَا وَلِيَّ اللهْ

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

 

سَلاَمُ اللهِ وَالرَّحْمَةْ

أَتَيْنَاكُمْ وَزُرْنَاكُمْ  

سَعِدْنَا إِذْ لَقِيْنَكُمْ

تَوَسَلْنَا بِكُمْ ِللهِ

رَجَوْنَا مِنْ مَزَايَاكُمْ 

إِلىَ الرَّحْمٰنِ مَا يُرَ

طَلَبْنَا وُسْعَةَ اْلأَرْزَاقْ 

وَحَجَّ اْلبَيْتِ فِى الْحَرَامْ 

وَحُسْنًا فِى اخْتِتَا مِنَا 

عَسٰى نُرْضٰى عَسٰى نُحْظٰى 

وَصَلَّى سَلَمَّ عَلىٰ 

وَحَمْدًا لِلْمُهَيْمِنِ 


Salamullahi Warohmah                          ‘Alaikum ya waliyalloh

Atainakum Wazurnakum                        Waqafnaya waliyalloh

Sa’idna idzlakinakum                              Qosodna ya waliyalloh

Tawasalna bikum lillah                            Ajibu ya waliyalloh

Rojaunamim mazayakum                        Litad’u ya waliyalloh

Ilarrohmani mayuram                               Ladaina ya waliyalloh

Tolabna wus atal arzaq                           Halalan ya waliyalloh

Wahajjal baiti fil harom                            Miroron ya waliyalloh

Wahusna fikhtitamina                              Kiraman ya waliyalloh

Asa nurdho asa nuhdho                          Bikurbin ya waliyalloh

Washolla salaman ‘ala                            Muhammad ya waliyalloh

Wahamdan lilmuhaimini                          Wasyukron ya waliyalloh


Do’a Tawasul

  يَا سَيِّدِيْ يَا رَسُوْلَ اللهِ ، وَ يَا سَيِّدِيْ اَبَا بَكْرٍ وَّ عُمَرَ وَ عُثْمَانَ وَ عَلِيًّا وَ يَا سَيِّدِيْ اَلشَّيْخَ عَبْدَ الْقَادِرِ اَلْجَيْلاَنِيْ، اِنِّيْ اَتَوَسَّلُ بِكُمْ اِلَى اللهِ تَعَالَى فِيْ قَضَاءِ حَاجَتِيْ وَ يَا وَلِيَّ اللهِ اَلْعَارِفَ بِاللهِ اَلشَّيْخَ............ صَاحِبَ هٰذِهِ الْمَقْبَرَةِ اِنِّيْ أَتَوَسَّلُ بِكُمْ اِلَى اللهِ تَعَالَى فِيْ قَضَاءِ حَاجَتِيْ هٰذِهِ…..

yaa sayyidii yaa rasuulallooh,wa yaa sayyidii abaa bakrin, wa ‘umar wa ‘utsmaana wa’aliyyan, wa yaa sayyidii as-syekh abdal qoodir al-jailanii. innii atawassalu bikum ilalloohi ta’aala fii qodhoo’i haajatii, wa yaa waliyyallooh, al-‘aarif billaah as-syekh.... (sebut nama waliyullohnya) .... shoohiba haadzihil maqbaroh, innii atawassalu bikum ilalloohi ta’aalaa fii qodhoo’i haajatii haadzihi..... 

ياسادتى3

X من أمكم لرغبة فيكم جبر # ومن تكونوا ناصريه ينتصر ٣

Ya sadati 3x man ammakum lirughbatin fikum jubir # waman takunu nashirihi yantasir) 3x

KESESATAN SYI'AH

MENGENAL ALIRAN KAUM SYIAH IMAMIYAH
_Kesesatan Latin Sejarah Umat Islam_

Syi'ah Imamiyah 12 adalah sebuah kelompok yang berpegang teguh pada keyakinan bahwa Ali adalah yang berhak mewarisi khilafah, dan bukan Abu Bakar, Umar, atau Utsman r.a. Mereka meyakini adanya 12 imam. Imam yang terakhir menurut mereka sedang menghilang, masuk dalam gua di Sammara (sebuah kota di Irak dekat sungai Tigris, arah utara dari Baghdad).

Sejarah Berdiri dan Tokoh-tokohnya

Dua belas imam yang dijadikan imam oleh dan untuk mereka adalah sebagai berikut:

Ali bin Abi Thalib r.a., digelari "Al-Murtadha," khalifah ke empat khulafaurrasyidin, menantu Rasulullah saw., dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljim di Masjid Kufah pada tanggal 17 Ramadan tahun 40 H.

Hasan bin Ali r.a., digelari "Al-Mujtaba".
Husein bin Ali r.a., digelari "Asy-Syahid" (yang mati syahid).
Ali Zainal Abidin bin Husein (80--122 H), digelari "As-Sajjad".
Muhammad Baqir bin Ali Zainal Abidin (wafat tahun 114 H), digelari "Baqir".

Jafar Shadiq bin Mohammad Baqir (wafat tahun 148 H), digelari "As-Shadiq" (sejati).

Musa Kadzim bin Jafar Shadiq (wafat tahun 183 H), digelari "Kadzim" (yang mampu menahan diri).

Ali Ridha bin Musa Kadzim (wafat tahun 203 H), digelari "Ridha".
Muhammad Jawwad bin Ali Ridha (195--226 H), digelari "Taqy" (yang banyak takwa).

Ali Hadi bin Muhammad Jawwad (212--254 H), digelari "Naqy" (suci bersih).

Hasan Askari bin Ali Hadi (232--260 H), digelari "Zaky"(yang suci).
Muhammad Mahdi bin Muhammad al-Askari yang digelari "Imam Muntadhar" (imam yang dinantikan).

Mereka meyakini bahwa imam yang kedua belas telah masuk ke dalam gua.

Secara historis, di antara tokoh-tokohnya yang menonjol ialah Abdullah bin Saba, seorang Yahudi dari Yaman, yang berpura-pura memeluk Islam. Ditransfernya apa-apa yang ditemukannya dalam ide-ide Yahudi kepada Syi'ah, seperti Raj'ah (munculnya kembali imam), tidak mati, menjadi raja di bumi, berkemampuan untuk melakukan sesuatu yang tak ada seorang pun yang mampu melakukannya, mengetahui apa yang tidak diketahui orang, ditetapkan sifat berpermulaan dan sifat lalai bagi Allah. Adalah Abdullah bin Saba yang pernah berkata ketika ia masih menganut agama Yahudi, bahwa Yusa bin Nun telah mendapat wasiat dari Musa a.s., sebagaimana di dalam Islam, bahwa Ali r.a. juga telah mendapat wasiat dari Muhammad saw.

Abdullah bin Saba telah berpindah dari Madinah ke Mesir, Kufah, Fusthath, dan Basrah, kemudian berkata kepada Ali r.a., "Engkau, engkau!" dengan maksud engkaulah Allah. Sesuatu yang mendorong Ali r.a. memutuskan diri untuk membunuhnya, tetapi Abdullah bin Abbas r.a. menasihatinya agar keputusan itu tidak dilaksanakan. Kemudian, tokoh itu dibuang ke Madain.

Mansyur Ahmad bin Abi Thalib al-Thabrassyi, wafat tahun 588 H, pengarang buku Al-Ihtijaj (Sebelum Protes, dicetak di Irak tahun 1302 H).

Kulainy, pengarang kitab Al-Kafi, dicetak di Iran pada tahun 1278 H. Buku tersebut di kalangan mereka setara dengan kitab Shahih Bukhari di kalangan Ahli Sunnah. Diyakininya bahwa di dalam kitab itu terdapat 16199 buah hadis. Hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah saw. kira-kira 6000 buah hadis. Di dalam kitab itu banyak terdapat hal-hal khurafat dan palsu.

Haj Mirza Husein bin Muhammad Taqi an-Nuri at-Thabrasyi, wafat tahun 1320 H, dimakamkan di pemakaman syuhada pilihan di Nejev, pengarang buku Fashl Khitab fi Ishbati Tahrifil Kitab Rab al-Arbab. Di dalam buku ini diyakininya bahwa Alquran yang ada sekarang ini banyak ditambah-tambahi dan dikurangi, antara lain, kata mereka di dalam surah Insyirah dikurangi kalimat, "Dan kami jadikan Ali menantumu." Naudzu billah! . Buku tersebut telah dicetak di Iran pada tahun 1289 H.

Ayatullah al-Mamaqani, pengarang buku Tanqih al-Maqal fi Ahwali ar-Rijal. Tokoh ini menurut mereka adalah dedengkotnya Jarh Wat Ta'dil (sebuah pembahasan dalam ilmu mustalahul hadis yang mempelajari sejarah hidup dan perilaku perawi-perawi hadis untuk menilai hadis yang diriwayatkannya). Di dalam buku tersebut terdapat sesuatu yang menggelari Abu Bakar dan Umar r.a. dengan gelar "tukang sihir/dukun dan tagut". Silakan periksa buku itu juz I h. 207 cetakan tahun 1352 H, percetakan Murtadhawiyah di Nejev.

Abu Jafar al-Tusyi, pengarang buku Tahdzib al-Ahkam dan Muhammad bin Murtadha yang dipanggil dengan Mala Muhsin al-Kasyi, pengarang buku Al-Wafi dan Muhammad bin Hasan Hur 'Amily, pengarang buku Wasail Syi'ah ila Ahadis asy-Syari'ah dan Muhammad Baqir bin Syekh Muhammad Taqy, yang dikenal dengan "Al-Majlisi", pengarang buku Biharul Anwar fi Ahadis an-Nabi wal-Aimmah al-Athhar dan Fathullah al-Kasyani, pengarang buku Manhaj ash-Shadiqin dan Ibnu Abi Hadid, pengarang buku Syarah Nahjul Balaghah.

Ayatullah Khomaini, salah satu tokoh Syi'ah kontemporer, pemimpin revolusi Syi'ah Iran. Ia yang mengendalikan rol pemerintahan. Ia mengarang buku Kasyful Asror dan Pemerintahan Islam. Walaupun ia menyatakan tentang ide wilayatul faqih, dan menjunjung tinggi slogan-slogan Islam secara umum pada awal revolusi, ternyata ia masih menanamkan akar-akar Syi'ah fanatik yang sempit, yang mengendalikan negara dan membawa kepada sebuah peperangan yang kejam dengan tetangganya sendiri, Irak.

Pemikiran dan Diktrin-doktrinnya

Imamah: Harus dengan Tekstual

Imam terdahulu harus menentukan imam penggantinya secara tekstual dan langsung ditunjuk orangnya, bukan dengan bahasa isyarat. Imamah sesuatu yang sangat penting, yang tidak boleh terpisahkan antara Rasulullah saw. dengan umat. Dan, tidak boleh dibiarkan masing-masing orang menyampaikan pendapatnya tentang imamah, justru harus ditentukan seseorang yang menjadi tempat bertanya dan rujukan. Mereka berdalil bahwa dalam imamah Rasulullah saw. telah menentukan Ali bin Abi Thalib r.a. menjadi imam setelah beliau secara tekstual yang nyata pada hari "Ghadir Kham" (sebuah hari besar bagi Syi'ah yang dianggap lebih agung daripada hari raya Fitri dan Adha, jatuh pada tanggal 18 Zulhijah. Berpuasa pada hari itu menurut mereka sunah muakad).

Diyakininya bahwa Ali r.a. juga telah menentukan kedua putranya, Hasan dan Husein, secara tekstual, dan begitu seterusnya bahwa setiap imam menentukan imam berikutnya dengan wasiat daripadanya. Mereka itu disebut "Aushiya'" (penerima wasiat).

Ishmah

Setiap imam terpelihara (ma'shum) dari segala kesalahan, kelalaian, dan dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil.

Ilmu

Setiap imam dititipi ilmu dari Rasulullah saw. untuk menyempurnakan syariat Islam. Imam memiliki ilmu laduni. Tak ada perbedaan antara imam dengan Rasulullah saw. Yang membedakan adalah bahwa Rasulullah saw. mendapat wahyu. Rasulullah saw. telah menitipkan kepada mereka rahasia-rahasia syariat Islam agar mereka mampu memberikan penjelasan kepada manusia sesuai dengan kebutuhan zamannya.

Sesuatu yang Luar Biasa

Peristiwa yang luar biasa boleh terjadi pada diri imam, itu disebut "mukjizat". Jika tidak ada satu teks tertulis dari imam sebelumnya, dalam kondisi seperti itu, penentuan imam harus berlangsung dengan sesuatu yang luar biasa.

Al-Gaibah (Menghilang)

Diyakininya bahwa zaman tidak pernah kosong dari sebuah argumentasi yang membuktikan adanya Allah, baik secara logika maupun secara hukum. Sebagai konsekuensi logisnya bahwa imam yang ke-12 telah menghilang di sebuah gua (dalam rumahnya). Diyakininya pula bahwa imam tersebut memiliki gaibah shugra (menghilang untuk sementara) dan gaibah kubra (menghilang untuk selamanya). Ini adalah salah satu mitos mereka.

Raj'ah (Muncul Kembali)

Diyakininya, bahwa Imam Hasan al-Askari akan datang kembali pada akhir zaman ketika Allah mengutusnya untuk tampil. Oleh sebab itu, setiap malam setelah salat magrib mereka berdiri di depan pintu gua itu, dan mereka telah menyediakan sebuah kendaraan, kemudian mereka pergi, dan mengulangi perbuatannya itu pada malam berikutnya. Mereka berkata bahwa ketika kembali imam itu akan memenuhi bumi dengan keadilan, sebagaimana bumi sedang dibanjiri oleh kekejaman dan kezaliman. Ia akan melacak lawan-lawan Syi'ah sepanjang sejarah. Syi'ah Imamiah ini benar-benar berkata bahwa imam itu pasti akan datang kembali, bahkan sebagian sekte-sekte Syi'ah yang lainnya menyatakan bahwa sebagian mereka yang mati pun akan datang kembali.

Taqiyah (Siasat Memelihara Diri)

Mereka menganggap bahwa taqiyah adalah salah satu pokok ajaran agama. Barangsiapa yang meninggalkan taqiyah, sama hukumnya dengan meninggalkan salat. Taqiyah adalah suatu kewajiban yang tidak boleh dihapuskan, sampai yang berwenang tampil, barangsiapa yang meninggalkannya sebelum ia tampil, ia telah keluar dari agama Allah dan dari agama imamiah. Mereka mengambil dalil dari firman Allah, "Kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka." (Ali Imran: 28).

Doktrin taqiyah juga dihubung-hubungkan dengan Abu Jafar, imam yang kelima dengan ucapannya, "Taqiyah adalah agamaku dan agama nenek moyangku. Tak ada imannya seseorang yang tidak memiliki taqiyah." Diperluasnya pemahaman taqiyah itu sampai pada batas dusta dan haram.

Mut'ah

Mereka memandang bahwa memut'ah wanita adalah adat yang terbaik dan pengorbanan yang paling afdal. Mereka mengambil dalil, "Maka istri-istri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban." (An-Nisaa': 24).

Padahal, Islam telah mengharamkan sistem perkawinan tersebut: suatu perkawinan yang persyaratannya dibatasi dengan waktu tertentu, yang menurut Ahli Sunnah syaratnya harus menghadirkan niat untuk mengekalkannya (kawin seterusnya, bukan kawin kontrak). Kawin mut'ah mempunyai banyak dampak negatif di tengah-tengah masyarakat.

Mereka juga meyakini ada mushhaf versi mereka, yang namanya Mushhaf Fathimah. Dalam bukunya, Al-Kafi, h. 57, cetakan tahun 1278 H, Kulainy meriwayatkan dari Abi Basyir, yakni Jafar Shadiq, "Bahwasanya kami mempunyai Mushhaf Fathimah r.a. Kataku, 'Apa itu Mushhaf Fathimah?' Ia berkata, 'Sebuah Mushhaf yang isinya seperti Alquran kalian 3 kali, demi Allah, tidak ada satu huruf pun isinya dari Alquran kalian'."

Lepas Tangan

Mereka lepas tangan dari ketiga orang khalifah Rasulullah saw.: Abu Bakar, Umar dan Utsman r.a., dan memberi mereka sifat-sifat yang tercela. Sebab, menurut keyakinan mereka, ketiga orang khalifah itu telah merampas khilafah dari orang yang paling berhak untuk menerimanya. Mereka juga melaknat Abu Bakar dan Umar r.a. dalam mengawali segala amal perbuatan yang baik, sebagai ganti dari membaca "basmalah". Mereka juga tidak segan-segan melaknat sebagian besar para sahabat Rasulullah saw., dan tidak ketinggalan pula melaknat dan menghina Umul Mukminin Aisyah r.a.

Berlebihan

Sebagian mereka sangat berlebihan dalam menokohkan Ali r.a., bahkan ada yang mengangkatnya sampai pada derajat "Tuhan" seperti sekte "Sabaisme". Sebagian mereka ada yang berpendapat bahwa Jibril telah keliru dalam menyampaikan risalah, lalu diturunkannya kepada Muhammad saw. sebagai ganti dari Ali r.a., sebab Ali itu hampir serupa dengan Rasulullah saw., seperti serupanya seekor beo dengan beo yang lain. Oleh sebab itu, yang berkeyakinan seperti itu disebut "Ghuraibah" (Beoisme).

Hari Besar Ghadir Kham

Yaitu, hari raya mereka yang jatuh pada tanggal 18 Zulhijah. Kata mereka bahwa hari ini lebih mulia daripada Iduladha dan Idulfitri. Hari itu disebut hari raya agung (akbar). Mereka beranggapan berpuasa pada hari itu hukumnya sunah muakad. Pada hari itu, menurut pengakuan mereka, Rasulullah saw. telah memberi wasiat tentang khalifah kepada Ali r.a. untuk menggantikan beliau.

Diagungkannya hari "Nairuz", yaitu hari tahun barunya bangsa Persia. Sebagian mereka ada yang berpendapat bahwa mandi pada hari itu adalah sunah.

Mereka juga mempunyai hari agung yang diselenggarakan pada tanggal 9 Rabiulawal, yaitu hari raya "bapak" mereka "Babak Syuja'uddin", sebuah gelar bagi "Abu Lu'lu'ah al-Majusi" yang telah membunuh Umar bin Khattab r.a.

Diselenggarkannya pesta-pesta hiburan, kematian, kesedihan, berfoto-foto, dan menepuk dada, dan perbuatan-perbuatan terlarang lainnya yang dipentaskan oleh mereka pada 10 hari pertama bulan Muharam, dengan keyakinan bahwa itu semua dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, menghapuskan dosa dan kesalahan mereka. Barang siapa yang menyaksikan mereka pada pameran suci di Karbela, Nejev, dan Qum, pasti akan melihat sesuatu yang aneh-aneh.

Akar Pemikiran dan Sifat Idiologinya

Sebagian mereka ada yang memulangkan asal-usul Syi'ah kepada peristiwa Perang Jamal. Sebagian lagi ada yang mengembalikannya kepada sejarah terbunuhnya Utsman, dan ada lagi yang berpendapat bahwa Syi'ah dimulai sejak peristiwa Perang Shiffien.

Asal-usul timbulnya Syi'ah adalah sebagai akibat dari pengaruh keyakinan-keyakinan orang Persia yang menganut agama raja dan warisan nenek moyang. Orang-orang Persia telah mempunyai andil besar dalam proses pertumbuhan Syi'ah untuk membalas dendam terhadap Islam yang telah menghancur-luluhkan kekuatan mereka dengan mengatasnamakan Islam sendiri.

Ide Syi'ah bercampur aduk dengan ide-ide yang datang dari keyakinan-keyakinan di Asia, seperti Budhisme, Manaisme, Brahmaisme, dan mereka-mereka yang berkeyakinan kepada reinkarnasi dan Pantheisme. Syi'ah mengadopsi ide-idenya dari Yahudisme yang telah membawa tapak-tapak berhalaisme Asyurisme dan Babilisme.

Pendapat mereka tentang Ali r.a., para imam, dan ahlul bait (keluarga Rasulullah saw.) mendapatkan titik temu dengan pendapat orang-orang Kristen tentang Isa a.s. (Yesus Kristus). Orang-orang Syi'ah hampir mirip dengan orang-orang Kristen dalam memperingati hari-hari besar, memperbanyak gambar dan patung, dan membuat-buat sesuatu yang luar biasa dan mengembalikannya kepada imam.

Tempat Tersiar dan Kawasan Pengaruhnya

Sekte Syi'ah Imamiah Dua Belas dewasa ini tersebar di Iran, dan berpusat di negara ini. Sebagian mereka banyak pula di Irak. Keberadaan mereka terbentang luas sampai ke Pakistan. Di samping itu, mereka juga mempunyai sekte di Libanon. Adapun di Siria jumlahnya sedikit, tetapi mempunyai hubungan yang kuat dengan Nushairiyah yang juga termasuk Syi'ah yang ekstrem

TENTANG UJUB,GHURUR DAN TAKABUR

Berbahagialah orang yg tawadhu,krn dgn memiliki sifat tawadhu berarti telah memiliki satu bekal utama utk menjadi hamba Allh yg sebenarnya.Sebab Allah SWT berfirman:"Dan hamba2 Tuhan yg maha penyayang itu (ialah) orang2 yg berjalan diatas bumi dgn (haun) rendah hati dan apabila orang2 jahil menyapa mereka,mereka mengucapkan kata2 (yg mengandung) keselamatan".[QS Al Furqan:63)."HAUN" menurut Abdullah bin Abbas ra.artinya"dgn sepenuh ketaatan,menebar kebajikan&tawadhu",demikian disebutkan oleh Al-Qurthubiy dlm tafsirnya.Jika sifat tawadhu blm melekat pd diri seseorang,maka dpt dipastikan bahwa terdapat 3 penyakit yg menjadi kebalikan dari sifat tawadhu,yaitu:1.ujub 2.ghurur 3.takabur.Maka dpt dikatakan bhw orang yg tdk tawadhu,berarti sedang dlm salah satu dari ketiga keadaan tersebut.Ketiganya adalah akhlaq tercela dan sangat berbahaya krn bisa menghapus nilai amal ibadah yg telah dikerjakan.1.Ujub berarti merasa lebih baik dan lebih unggul daripada orang lain.Allah berfirman:"Maka janganlah kalian merasa suci.Dialah (Allah) yg paling mengetahui tentang orang yg bertakwa".(QS An Najm:32).Ada 2 faktor yg menyebabkan timbulnya 'ujub pd diri seseorang,yaitu faktor internal (dlm diri sendiri),hanya memperhatikan nikmat tanpa memperhatikan dzat yg memberi nikmat,wawasan yg sempit,dan lalai akan hakikat diri sendiri.Faktor eksternal (luar diri sendiri) seperti penghormatan dan pujian yg diberikan masyarakat secara berlebihan,serta komunitas yg terbiasa dgn sikap ujub.2.GHURUR dari segi bahasa artinya tipu daya.GHURUR artinya kagum pada diri sendiri,sehingga tdk menghiraukan nasihat atau kritikan orang lain.Ghurur memang buah penyakit dari ujub,sebagaimana takabbur pun merupakan buah dari ujub.Allah berfirman:"Maka apakah orang yg dijadikan (setan) menganggap baik pekerjaannya yg buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik (sama dgn orang yg tdk ditipu setan)?".(Al Fathir:8).Perkara2 yg mengakibatkan seseorang terpedaya oleh dirinya sendiri diantaranya:tidak pernah intropeksi diri,selalu mengingat-ingat ibadah yg telah dikerjakan sementara lupa terhadap maksiat yg telah dilakukan,dan cinta dunia.3.Takabbur,congkak dan sombong.Takabur adalah 'ujub yg disertai dgn meremehkan orang lain dan menolak kebenaran.Sebagaimana disabdakan Rasulullah,"Takabbur adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia"(HR Muslim).Allah berfirman:"Sesungguhnya Allah tdk menyukai orang2 yg sombong".Faktor utama penyebab takabbur adalah merasa telah lebih dahulu mengerjakan sebuah keutamaan semisal berjihad,lam berdakwah dll.Dikarenakan seseorang telah lebih dahulu melakukan sesuatu keutamaan,dia akan mudah sekali memandang rendah orang lain.Diantara tanda2 orang yg terjangkit penyakit takabbur adalah tidak mendengar nasihat orang lain,suka menceritakan jasa diri sendiri dll.INILAH OBAT 3 PENYAKIT ITU,YAITU:1.mengingat-ingat akibat yg ditimbulkan oleh ke 3 penyakit itu.Hukum di dunia bagi orang yg mempunyai 3 penyakit itu adalah ia tdk akan mengambil ibrah dari ayat2 Allah.Karena dia telah mengangap benar pd dirinya.lihat (QS Al A'raf:146).Sedangkan hukuman di akhirat dia akan dimasukan ke dlm neraka.Rasul bersabda:"Tidak akan masuk surga,seseorang yg di dlm hatinya ada seberat biji sawi kesombongan".(HR Muslim). 2.mengingat kematian 3.berkawan dgn orang yg tawadhu.Nabi SAW bersabda:"Kebiasaan seseorang itu akan sama dgn kebiasaan sahabatnya".(HR Abu Dawud) 4.berkumpul dgn orang yg cacat fisik tetapi kuat iman. 5.membaca sirah salaf 6.introspeksi diri 7.berdoa kpd Allah.Insya Allah dgn 7 perkara tersebut penyakit 'ujub,ghurur&takabbur akan hilang.

SIAPA AULIYA'ULLAH(PARA KEKASIH ALLAH) ITU?

Bismillahi.Wahai saudaraku sekarang ini banyak sekali orang yang tidak bisa membedakan mana AULIYA'ULLAH(kekasih2 Allah) dan mana AULIYA'SYETAN.Oleh sebab itu saya paparkan sedikit tentang apa itu AULIYA'ULLAH? Auliya' itu jama'ya lafad wali,yaitu orang yang ma'rifat terhadap Allah dan sifat-sifatnya,dengan istiqomah menjalani taat,menjauhi laranganNya dan berpaling dari bujukan enaknya dunia dan syahwat.

   SYARAT-SYARAT SEORANG BISA MENCAPAI DERAJAT WALI YAITU: 
1.Mengetahui Ushuluddin(ilmu tauhid) sehinga bisa membedakan antara pencipta dan yg diciptakan(makhluk),juga antara Nabi dan orang yg mengaku Nabi.2.Mengetahui" hukum Syareat"baik secara"Naql"maupun dlm hal"pemahaman dalil"dgn perumpamaan,seandainya Allah mencabut ilmunya penduduk bumi,niscaya akan bisa ditemukan pada orang tersebut.3.Mempunyai sifat2 terpuji,seperti wira'i dan ikhlas dlm semua amal.4.Selama-lamanya dlm keadaan takut,tdk pernah merasa tenang sekejappun,karena ia merasa tdk tahu apakah tergolong orang2 beruntung ataukah orang2 celaka? (syarah kifayatul awam hl:42).

   *TANDA-TANDA SEORANG WALI* 
1.Selalu sibuk dgn Allah.2.Lari kepada Allah.3.Tujuannya hanya kepada Allah.(sirojut thalibin hl:17 juz 1). *SIFAT WALI* Seperti yg dikomentarkan para Ulama:bahwa kriteria seorang wali,harus tdk mempunyai perasaan cemas.Karena perasaan cemas itu berasal dari"penantian akan terjadinya sesuatu yg tdk disenangi"pada masa2 mendatang atau"penyesalan akan hilangnya kesenangan"pada masa2 yg sudah lewat.Sedangkan wali adalah "anak waktu" ia tdk pernah berandai-andai tentang masa2 mendatang.Sebagaimana tidak mempunyai "rasa cemas",seorang wali juga tdk punya "harapan".Karena yg namanya harapan adalah sebuah penantian akan tercapainya kesenangan atau akan hilangnya kesusahan.(Ibid).mungkin keterangan ini sudah cukup bagi kita utk membedakan mana wali dan mana yg ngaku2 jadi wali?mana waliyullah dan mana wali syetan?.Semoga catatan ini bermanfaat bagi kita semua.amiin

BENARKAH TAWASUL ITU SYIRIK?

Bismillahir Rahmanir Rahim.Sering kali kita temukan dalam selebaran,majalah,internet yg berisi penghujatan dan pengkafiran terhadap orang2 yg bertawasul kpd Nabi SAW dan WALIYULLAH.Caci maki dan tuduhan syirik ini tidak hanya ditujukan kpd kaum muslimin,Prof. Dr. Sayid Muhammad bin Alwi Al Malikiy bahkan tdk luput dari caci maki dan tuduhan syirik oleh segelintir kaum ini.Lewat sebuah buku yg berjudul mafahimuna guru besar ulama senusantara ini oleh Ibnu Mani' dituduh sebagai penyebar bid'ah dan orang musyrik.Secara kasar,ia mengkritik Abuya Maliky yg bermazhab Maliky ini-seperti gaya kaum khawarij yg begitu mudah mengkafirkan lawan yg tak sefaham dengannya. *APA TAWASUL ITU?* Menurut bahasa,tawasul berasal dari kata tawassala artinya mencari perantara atau menjadikan sesuatu sebagai perantara.Misalnya,kita menginginkan kesembuhan dari penyakit pasti melalui dokter atau obat-obatan,atau dgn perantara keduanya,meski kesembuhan atau sehat itu dari Allah SWT.Orang ingin mendapatkan ilmu,maka dia bertawasul dgn belajar kpd gurunya.Bukan berarti dia mendapatkan ilmu dari gurunya,tetap Allah yg memberinya Ilmu.Demikian juga seseorang ingin punya anak,meski dia tahu anak itu berasal dari Allah,tetapi dia tetap bertawasul dgn melakukan perkawinan.Jadi,seseorang bertawasul itu mencari perantara yg menghubungkan dirinya dgn Allah.Kita harus menyadari bhw umumnya manusia tdk bisa secara spontatis mendapatkan sesuatu dari Allah.Karena,di alam hikmah ini Allah menjadikan sebab dan akibat.Ada sebab baru ada akibat.Nah,secara akal dari contoh2 itu sah2 saja kita mencari perantara utk mendapatkan sesuatu dari Allah.Kita berdoa tetap kpd Allah,bukan kpd selain Dia.Kita memohon ilmu,rizki,kesehatan dan sebagainya hanya kepada Allah,bukan kpd dokter,juragan atau makhluk lainnya.Makhluk2 itu cuma sebagai perantara,bukan penyebab utama.Kita bertawasul kpd mereka,karena sebagian besar kita tidak bisa menerima pemberian langsung dari Allah SWT.Begitu juga orang yg pergi ke makam auliya' atau menziarahi pusaran orang shaleh,itu tetap memohon kpd Allah,bukan kpd simayit.Penziarah itu bertawasul dgn amal shaleh si mayit tatkala masih hidup.Jika minta langsung kpd si mayit,tentu syirik. *DALIL AL-QUR'AN DAN HADIST YG MEMPERBOLEHKAN TAWASUL* Banyak sekali dalil atau landasan hukum yg memperbolehkan,bahkan menganjurkan bertawasul.Seperti dijelaskan dlm tafsir Al-Khozin dan Al-Kassyaf ketika mentafsiri Al-Baqarah:89,pada masa sebelum diutusnya Nabi SAW,kaum Yahudi Bani Quraidzoh setiap kali bertawasul dgn Nabi SAW selalu diberi kemenangan dlm peperangannya melawan musyrikin.Mereka berdoa,"Ya Allah,kami minta pertolongan berkat Nabimu,tolonglah kami." tapi ketika Nabi telah diutus mereka mengingkari beliau SAW.Dalam ayat tersebut Allah membenarkan bhw mereka bertawasul dgn Nabi SAW,namun Allah mencela mereka karena tdk beriman setelah diutusnya Nabi SAW. Ada lagi peristiwa di zaman Khalifah Umar bin Khatab yg diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dgn sanad shahih.Ketika terjadi kemarau panjang,sahabat Bilal bin Harist mendatangi pusara Rasulullah SAW.Dia berkata,"Ya Rasulullah mohonkan kpd Allah agar turun hujan.Umatmu sekarang sudah dlm keadaan bahaya".Maka,Nabi SAW datang dlm mimpi sahabat Bilal yg mengabarkan akan turun hujan.Benar,paginya turun hujan.Ini sebagai bukti jika sahabat bertawasul kpd Rasulullah SAW,seorang hamba pilihan Allah.Apakah para sahabat itu melakukan kesyirikan?jelas saja tidak. *PARA NABI PUN BERTAWASUL*.Dalam kitab Dalaailun Nubuwwah,disebutkan Sayidina Umar bin Khatab berkata,"Rasulullah SAW menerangkan,bhw ketika Nabi Adam telah melakukan kesalahan kpd Allah,dia bertaubat dan memohon ampunanNya dgn berdoa,"Ya Allah,aku memohon kepadaMu dgn hak Nabi Muhammad,ampuni dosaku." Kemudian Allah bertanya kpd Adam,"Bagaimana engkau mengetahui Muhammad,padahal Aku belum menciptakannya".Adam menjawab,"Ya Allah,sesungguhnya ketika engkau menciptakan aku,lalu aku mengangkat kepalaku dan aku melihat di tiang2 arasy tertulis Laa ilaaha illallah Muhammadur rasulullah.Maka,aku mengetahui tidaklah Engkau menyandarkan satu nama dgn nama-Mu,kecuali nama makhluk yg paling Engkau cintai".Allah pun lalu berkata,"Benar engkau Adam,sesungguhnya dia adalh makhluk yg paling Aku cintai.Dia adalah Nabi terakhir dari turunanmu.Karena engkau meminta kepada-Ku dgn kebenaran Muhammad,maka Aku ampuni dosamu.Kalau bukan karena Muhammad,maka Aku tdk menciptakan kamu".( Hadist ini diriwayatkan Baihaqi dgn sanad yg shahih.Juga diriwayatkan Al Hakim dan dinyatakan shahih oleh Thabrani ).Lebih dari itu,Nabi SAW pun bertawasul dgn dirinya sendiri,diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib,ketika Fatimah binti Asad,ibu Sayyidina Ali dimakamkan,Nabi SAW berdoa,"Ya Allah,dgn hak ku,dan hak para nabi sebelumku,ampunilah ibu setelah ibuku"(HR Thabrani,Al-Ausath1/152,Abu Nuaim,AL-Hilyah 3/121).Jadi,sejak Nabi Adam sudah ada tawasul.Jika mencari perantara demikian di hukumi syirik,bisa jadi para nabi syirik semua,termasuk Rasulullah SAW. Hadist yg lain menceritakan,Rasulullah SAW didatangi seseorang dlarirul bashar (orang buta) yg minta didoakan agar Allah menyembuhkan matanya.Dia mengatakan,"Ya Rasulullah doakan aku agar Allah menyehatkan mataku sehingga dapat melihat kembali".Lalu Rasulullah berkata,"jika aku doakan insya Allah sembuh,tapi jika kamu bersabar akan lebih baik bagimu".Namun,orang itu tetap minta didoakan agar matanya segera sembuh.Kemudian Nabi SAW menyuruhnya berwudhu dgn melaksanakan sunah2nya kemudian shalat 2 rakaat dan berdoa:"Ya Allah aku memohon kepadaMu dan bermunajat kepadaMu dgn berkat NabiMu Muhammad,Nabi yg penuh kasih sayang.Wahai Muhammad,sesungguhnya aku memohon dgn berkatmu kepada Tuhanku di dalam seluruh hajatku,supaya Allah selesaikan (penuhi) hajatku.Ya Allah jadikanlah Nabi Muhammad penolongku".Ketika orang itu melakukan yg diperintahkan Rasulullah,maka Allah menerima doanya dan memberikan afiyah,matanya dpt melihat sempurna seakan-akan belum pernah sakit sama sekali.(HR Thabrani.Al Hakim dan Adz-dzahabi menyatakan bahwa hadist ini shohih sanadnya.At-Turmidzi mengatakan hadist ini hasan.Al-Mundziri,An-Nasa'i,Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah semuanya mengakui hadist ini hadist shohih).Dalam hadist ini jelas digambarkan Nabi SAW mengajarkan kpd kita agar bertawasul kepada beliau.Apakah ajaran itu salah?.Jika salah,mengapa Rasulullah mengajarkannya kepada kita.Malah,sahabat Usman bin Hanif,salah seorang saksi langsung peristiwa itu berhasil menerapkan ajaran Rasulullah tersebut di zaman Khalifah Usman bin Affan.Waktu itu ada seseorang yg ingin bertemu Khalifah utk menyampaikan hajat2nya.Namun,sang Khalifah tak pernah memperdulikannya.Dengan kepedihan hatinya dia mendatangi sahabat Usman bin Hanif mengadukan masalahnya itu.Selanjutnya,Usman bin Hanif mengajarinya doa yg pernah diajarkan Nabi SAW kpd orang buta.Benar,setelah melakukan saran itu,dia diterima Khalifah Usman dgn sangat ramah dan dipenuhi semua hajatnya.Seusai menghadap khalifah Usman,dia langsung menuju rumah Usman bin Hanif utk menyatakan terima kasihnya."Setelah anda mengatakan persoalanku pada khalifah,teryata beliau bersikap baik padaku...," ujarnya.Usman bin Hanif menjawab,"Demi Allah,aku tidak pernah membicarakan persoalanmu dgn khalifah Usman,aku hanya menyampaikan apa yg pernah aku saksikan ketika Rasulullah SAW menuntun doa orang buta yg memohon didoakan untuk kesembuhan matanya".*HUKUM BERTAWASUL KEPADA WALIYULLAH DAN ORANG-ORANG SHALEH*. Kalau bertawasul kepada Rasulullah diperbolehkan,berarti tawasul kpd auliya yg merupakan pewaris beliau juga tidak dilarang,tidak ada pembatasan.Jangankan kepada para wali Allah,kpd benda matipun tidak dilarang.Sebagaimana Allah menerangkan dlm Al Quran (Al-A'raf:23),bahwa Nabi Daud AS mendapatkan pertolongan-Nya karena bertawasul dgn membawa tabut Nabiyallah Musa AS di depan mereka,yg berisi antara lain pakaian Nabi Musa termasuk sandalnya.Dengan perantaraan itu pasukan Nabi Daud berhasil memenangkan peperangan melawan musuhnya.(Ibnu Katsir,Al-Bidayah wan Nihayah 2/8).Ada lagi,hadist yg diriwayatkan Imam Thabrani.Dikatakannya,jika seseorang kehilangan (tersesat) di suatu daerah,sementara didaerah itu tak ada seorang pun,maka hendaknya ia mengatakan,"YA I'BADALLAH AGHIISTNI (wahai hamba2 Allah tolonglah aku) atau YA I'BADALLAH DULLANA A'LAth-THARIIQI (wahai hamba2 Allah tunjukanlah aku jalan).Dalil-dalil yg telah disebutkan di atas,cukup sudah sebagai bukti diperbolehkan tawasul dalam berbagai bentuk.Jadi kesimpulannya bertawasul itu tidak syirik,adapun orang yg mengatakan tawasul itu syirik itu dikarenakan kedangkalan akal mereka dalam memahami Al-Quran dan Hadist atau karena ada kepentingan2 lain diantaranya:untuk memecah belahkan umat Islam.Semoga kita bisa mengambil manfaat dari apa yg saya paparkan.wasalam

THORIQOH PALING UTAMA

Bismillahir rahmanir rahim.Thoriqoh atau tarekat menurut lughot mempunyai arti jalan.Sedangkan menurut istilah Mutashowwifin(orang sufi),THORIQOH bisa diartikan:jalan yg ditempuh seorang hamba menuju ridho Allah SWT.Namun ada juga yg mempersempit pengertian thoriqoh dgn mendefinisikan"jalan menuju ma'rifat billah".*THORIQOH-THORIQOH MU'TABAROH* Secara garis besar"thoriqoh mu'tabaroh"adalah thoriqoh yg memenuhi kriteria sebagai berikut:1.Mempunyai sanad muttasil kpd Rasulullah SAW 2.Tidak bertentangan dgn Syari'at 3.Mursyidnya sudah memenuhi syarat sebagai berikut:a.menguasai ilmu fiqh dan aqidah b.menguasai seluk beluk ilmu tashowuf c.mempunyai akhlaq yg sempurna lahir batin d.mendapatkan izin utk tarbiyah dari gurunya.Diantara thoriqoh2 mu'tabaroh yg paling utama adalah Thoriqoh Ta'lim wa ta-allum.Thoriqoh ini dimulai sejak zaman para sahabat.Bahkan ada sekelompok sahabat yg mondok di mesjid Nabawi yg terkenal dgn sebutan Ash-habushufah.Mereka inilah yg berjasa besar mencatat riwayat2 hadist yg diajarkan oleh Nabi SAW.Diriwayatkan dari Abdillah bin 'Amr bin 'Ash ia berkata:pada suatu hari Rasulullah SAW keluar menuju masjid.Beliau menjumpai dua kelompok majlis,yaitu majlis yg membicarakan fiqh dan majlis pemanjatan doa.Beliau bersabda:"Kedua majlis ini baik sekali,yg ini berdoa kpd Allah,sedangkan yg satunya lagi belajar dan memandaikan orang bodoh.Mereka ini (majlis yg membahas ilmu) lebih utama.Karena aku diutus utk mengajar manusia".Setelah itu beliau duduk bersama majlisnya ahlul ilmi".(HR ABU ABDILLAH bin MAJAH).Dikutip dari Ibnu Umar,bersabda Rasulullah SAW:"Ketika kalian bertemu taman2 syurga,merumputlah!.Para sahabat bertanya:wahai Rasulullah,apa yg engkau maksud taman2 syurga?Beliau bersabda:sesunguhnya Allah mempunyai malaikat2 yg tugasnya berkeliling,mereka mencari-cari"perkumpulan dzikir"setelah menjumpai,mereka lantas mengurumuninya".Menurut Imam Atho' yg dimaksud dgn majlis dzikir adalah majlis Halal-Haram yaitu majlis yg membicarakan bagaimana hukum jual beli,shalat,puasa,nikah dan lain2.(muqodimah Majmu' hal:21).Ngaji atau sekolah di madrasah Diniyyah,musyawaroh ilmu agama,semacam bahtsul-masail,majlis2 ilmu seperti ini jelas lebih utama dari pada wiridan,dzikir atau ibadah2 sunah lainnya.(Nihayatul jain:359).Berkata Asy-syafi'i:"Tidak ada amal yg lebih utama,setelahnya perkara fardhu dari pada mencari ilmu".Ishaq bin Abdillah bin Abi Farwan berkata:"Yang paling mendekati derajat kenabian,adalah para ahli ilmu dan ahli jihad.Sebab para Ulama menunjukan umat manusia atas apa yg dibawa para rasul.Sedangkan ahlu jihad berperang menegakkan ajaran yg dibawa para rasul".*KESIMPULAN*Memang bnyk sekali thoriqoh yg bisa mengantarkan hamba menuju ridho Allah.Namun diantara thoriqoh2 itu"yg paling tinggi"dihadapan Allah dan rasulNya hanyalah thoriqah ta'lim-ta'allum.Dengan mendirikan madrasah,mengelar pengajian,musyawaroh ilmu agama,sorogan kitab,muthalaah,menulis ilmu2 agama dan berbagai bentuk khidmah kpd ilmu dan ulama berarti kita sudah ngalakoni thoriqoh paling afdhol(utama).(Majmu' syarah muhadzab linnawawi juz 1 hal,22).

SEPUTAR TENTANG AHLI SUNNAH WAL JAMAAH (ASWAJA)

Akidah ahli sunnah wal jamaah adalah akidah yg diyakini oleh Nabi SAW bersama para sahabatnya yg saat itu dikenal dgn akidah Islamiyah.Sedangkan golongan ahli sunnah wal jamaah adalah golongan yg berpegang teguh dgn apa-apa yg diyakini dan dikerjakan oleh Nabi SAW bersama para sahabatnya.AHLI SUNNAH WAL JAMAAH ADALAH ISLAM YANG MEMPUNYAI EMPAT CIRI YAITU:1.Berpedoman pada Al-Qur'an,Al-Hadist,Ijma' dan Qiyas 2.Dibidang Fiqih mengikuti salah satu dari empat mazhab 3.Dibidang akidah (usuluddin) mengikuti faham Asy'ariyah atau Maturidiyah 4.Dibidang tasowuf mengikuti Imam Abu Qosim Al Junaidi. *SEJARAH SINGKAT AHLI SUNNAH WAL JAMAAH* Dahulu di zaman Nabi SAW kaum muslimin dikenal bersatu,tdk ada golongan ini dan itu,semua dibawah pimpinan Nabi SAW.Bila ada masalah atau beda pendapat antara para sahabat,mereka langsung datang kpd baginda Nabi SAW.Inilah yg membuat mereka tdk terpecah belah.Baik dlm masalah akidah,amaliyah dan yg lainya.Kemudian setelah Nabi SAW wafat benih2 perpecahan mulai nampak dan puncaknya terjadi saat sayyidina Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah.Namun perpecahan hanya bersifat politik,sedangkan akidah mereka tetap satu yaitu akidah Islamiyah.Meskipun pada saat itu benih2 penyimpangan akidah sudah mulai ditebarkan oleh Abdullah bin Saba' yg dikenal sebagai pencetus paham Syiah.Tapi setelah para Sahabat wafat benih2 perpecahan dlm akidah mulai membesar akhirnya timbul paham yg bermacam-macam yg menyimpang dari ajaran Nabi SAW.Pada saat itulah muslimin terbagi menjadi dua golongan yaitu:1.Ahli Bid'ah adalah golongan yg menyimpang dari ajaran Nabi SAW,seperti:Khawarij,Syiah,Mu'tazilah dan sebagainya. 2.Ahli Sunnah Wal Jamaah (ASWAJA) adalah golongan yg berpegang teguh pada apa2 yg dikerjakan dan diyakini Nabi SAW dan para Sahabatnya.Hal ini sesuai dgn sabda Nabi SAW:"golongan yg selamat dan akan masuk surga adalah golongan yg berpegang teguh dgn apa2 yg aku kerjakan bersama sahabatku".Dengan demikian akidah ASWAJA adalah akidah Islamiyah yg dibawa Nabi SAW.Sedangkan Golongan ASWAJA adalah golongan umat Islam.Adapun golongan Ahli Bid'ah adalah golongan yg menyimpang dari ajaran Nabi SAW,yg berarti menyimpang dari ajaran Islam.Dengan demikian akidah ASWAJA sudah ada sejak dulu.

IMAM ABU HASAN AL ASY'ARI DAN IMAM ABU MANSUR AL MATURIDI ADALAH PEMBELA AKIDAH ASWAJA

  Bismillahir rahmanir rahim.Pada masa IMAM EMPAT banyak bermunculan bid'ah dan idieologi yg didasari hawa nafsu (tidak berdasarkan dalil syar'i maupun dalil aqli).Hanya saja belum begitu meluas dan pengaruhnya pun tidak terlalu besar.Baru,setelah IMAM EMPAT wafat,bid'ah2 yg disebarkan semakin berkembang dan bertambah luas.Fenomena ini memotifasi para tokoh agama dari golongan MAZHAHIBUL ARBA'AH utk mencegah tersebarnya bid'ah dan berusaha mempertahankan akidah ulama salaf.Hingga akhirnya pada abad ke 3 H,hampir bersama dgn masa kekuasaan khalifah Al-Mutawwakil,muncul dua tokoh yg menonjol pada waktu itu,yaitu:1.ABU HASAN AL ASY'ARI (W 314 H) 2.ABU MANSUR AL MATURIDI (W 333 H) dalam mempertahankan dan memperjuangkan aqidah2 yg sesuai dgn sunnah Nabi SAW dan thoriqoh para sahabatnya.Meskipun pada taraf tertentu pemikiran kedua tokoh ini sedikit ditemukan perbedaan,seperti dlm masalah takwin dan taqlid.Namun mereka bersama-sama bersatu dlm membendung kuatnya gejala hegemoni paham mu'tazilah dan pengikutnya.Dari kedua pemikiran ulama ini,selanjutnya lahir kecenderungan baru yg banyak mewarnai pemikiran umat Islam waktu itu.Bahkan,hal ini menjadi maistream (arus utama) pemikiran keagamaan di dunia Islam yg kemudian mengkristal menjadi sebuah gelombang pemikiran-keagamaan-sering dinisbatkan pada sebutan AHLI SUNNAH WAL JAMAAH yg kemudian populer disebut ASWAJA.Dalam kaca mata sejarah Islam,istilah ini merujuk pada munculnya wajana tandingan (counter discours) terhadap membiaknya kaum mu'tazilah di dunia Islam,terutama pada masa Abbasiyah.Abu Hasan Al Asy'ari adalah tokoh ahli tauhid penganut mazhab Imam Syafi'i,sedangkan Abu Mansur adalah pengikut Imam Hanafi.Meskipun keduanya menganut mazhab yg berbeda,namun keduanya sama2 mempunyai charisma yg tinggi serta mendapat simpati dari berbagai kalangan umat,sehingga mereka memposisikan kedua Imam ini sebagai tokoh mazhab pilihan dlm permasalahan tauhid (ushuluddin),yg kemudian mazhab ini dikenal dgn sebutan Asy'ariyah dan Maturidiyah dan utk membedakan kedua golongan ini dgn golongan mu'tazilah.Abu Hasan Al Asy'ari dikenal berhasil mengambil jalan tengah (tawasuth,moderat) dari pertikaian teologis pada zamanya.Jalan tengah yg ditawarkan adalah pengakuan terhadap rasionalis,tapi pada tingkat tertentu harus tunduk kepada wahyu.Fungsi rasionalis digunakan utk menterjemahkan,menjelaskan dan menafsirkan wahyu itu sendiri.Karena itu bila akal tdk mampu menjelaskan wahyu,dgn kata lain akal mempunyai keterbatasan,sedangkan wahyu tidak,krn termasuk bagian dari sifat Allah yg qadim.Asy'ari juga mengakui"otoritas salaf"dlm pandanganya,gagasan2 dan kesepakatan dlm masyarakat salaf (sahabat,tabi'in dan tabi'ut tabi'in) dapat dijadikan hukum melalui metode ijma' dan qiyas.Suatu metode yg menyerupai gagasan yg pernah dicetuskan oleh Imam Syafi'i dlm ilmu ushul fiqih.Gagasan Asy'ari kemudian diperhalus oleh Imam Abu Mansur Al Maturidi,wahyu harus diterima secara penuh.Akal harus berperan mentakwilkan wahyu,ayat2 tajsim (allah bertubu) atau ayat2 tasybih (allah serupa dgn makhluk) harus ditafsirkan secara majazi bukan literal.Konklusi Asy'ariyah inilah yg kemudian berkembang baik dan menjadi panutan.Tidak hanya kalangan awam,melainkan pula para ahli hadist,fiqih dan tauhid,pengikutnya kemudian diberi label AHLI SUNNAH WAL JAMAAH oleh Az Zabidi (W.1205 M).Suatu label yg pernah juga digunakan oleh Hasan Al Bashri utk merujuk komunitas"ahli ilmu dan ibadah"yg tdk memihak Mu'awiyah,Syiah dan Khawarij.Dan memang gagasan Asy'ari dlm bidang tauhid dpt ditarik lebih jauh akar pemikirannya pada gagasan yg dikembangkan Hasan Al Bashri.Kendati pd awal mulanya hanya diminati ahli fiqih,hadist dan kalangan awam.Namun gagasan Asy'ari dgn cepat diadopsi oleh penguasa muslim.Mereka tertarik dgn tekanan Asy'ari terhadap tertib sosial utk mewujudkan dan melaksanakan Syariat Islam.Jelas sudah bagi kita bahwa Imam Asy'ari dan Maturidi adalah pembela akidah ASWAJA.Adapun orang yg mengatakan bahwa akidah Asy'ariyah dan Maturidiyah itu sesat,itu karena kebodohan mereka dlm memahami akidah dan sejarahnya ulama2 salaf atau dikarenakan ada kepentingan2 lain dibalik semua itu.Bagaimana tdk?sementara Imam2 ASWAJA bermazhab kpd Asy'ariyah dan Maturidiyah seperti:Imam Nawawi bermazhab Asy'ariyah,Imam Al Qurtubi bermazhab Asy'ariyah,Imam Ibnu Hajar Al Haitami bermazhab Asy'ariyah,Imam Zakaria Al Anshori bermazhab Asy'ari,Imam Suyuti bermazhab Asy'ari.Semoga keterangan singkat ini dpt bermanfaat bagi orang yg mau mencari kebenaran.

Bid'ah dan bagian-bagianya



Wahai sahabatku!di zaman sekarang ini banyak sekali orang yang mengatakan ini bid'ah,itu bid'ah,contoh kecil seperti peringatan maulid.padahal mereka itu tdk tahu apa itu bid'ah?apakah semua bid'ah itu sesat? Baiklah saya uraikan tentang bid'ah.Bid'ah menurut bahasa adala suatu yang baru.Sedangkan menurut istilah(syara') ialah sesuatu yg baru dan tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.Imam Syafi'i membagi bid'ah dlm dua bagian:1.bid'ah mahmudah(terpuji) 2.bid'ah madzmumah(tercela).Jika perbuatan tersebut sesuai dgn Al-Qur'an dan As-sunnah maka itu adalah bid'ah mahmudah,sedangkan bila bertentangan dgn Al-Qur'an dan As-sunnah maka itu adalah bid'ah madzmudah.Sedangkan menurut Sulthanul Ulama' Izzuddin bin Abdissalam bid'ah dibagi lima bagian yaitu:1.Wajib,misalnya mengumpulkan Al-Qur'an dalam satu mushaf,membukukan hadist2 Nabi SAW.2.Mandubah,misalnya shalat tarawih secara berjama'ah,azan dua kali ketika shalat jum'at dan sebagainya.3.Makruh,misalnya menghias mushaf(Al-Qur'an).4.Muharramah,misalnya menambah bilangan rakaat dalam shalat yg sudah ditentukan rakaatnya,seperti shalat shubuh tiga rakaat).5.Mubahah,misalnya bersalam-salaman setelah shalat shubuh dan shalat ashar.Semoga keterangan singkat ini bisa bermanfaat bagi kita semua.amin.
 
Hadist tentang bid'ah :