Sabar Dalam Islam

Sabar menurut bahasa berarti
menahan dan mengekang. Di
antaranya disebutkan pada QS.Al-
Kahfi [18]: 28 “Dan tahanlah dirimu
bersama dengan orang-orang yang
menyeru Rabbnya di pagi dan di
senja hari dengan mengharap
keridhaanNya, dan janganlah kedua
matamu berpaling dari mereka.”
Kebalikan sabar adalah jaza’u (sedih
dan keluh kesah), sebagaimana di
dalam firman Allah QS. Ibrahim
[14]: 21, “…sama saja bagi kita
mengeluh ataukah bersabar. Sekali-
kali kita tidak mempunyai tempat
untuk melarikan diri.”
Macam-macam Sabar Dalam al-
Qur’an
Aspek kesabaran sangat luas, lebih
luas dari apa yang selama ini
dipahami oleh orang mengenai kata
sabar. Imam al-Ghazali berkata,
“Bahwa sabar itu ada dua; pertama
bersifat badani (fisik), seperti
menanggung beban dengan badan,
berupa pukulan yang berat atau
sakit yang kronis. Yang kedua
adalah al-shabru al-Nafsi
(kesabaran moral) dari syahwat-
syahwat naluri dan tuntutan-
tuntutan hawa nafsu. Bentuk
kesabaran ini (non fisik) beraneka
macam, yaitu:
a) Jika berbentuk sabar (menahan)
dari syahwat perut dan kemaluan
disebut iffah
b) Jika di dalam musibah, secara
singkat disebut sabar, kebalikannya
adalah keluh kesah.
c) Jika sabar di dalam kondisi serba
berkucukupan disebut
mengendalikan nafsu, kebalikannya
adalah kondisi yang disebut
sombong (al-bathr)
d) Jika sabar di dalam peperangan
dan pertempuran disebut syaja’ah
(berani), kebalikannya adalah al-
jubnu (pengecut
e) Jika sabar di dalam mengekang
kemarahan disebut lemah lembut
(al-hilmu), kebalikannya adalah
tadzammur (emosional)
f) Jika sabar dalam menyimpan
perkataan disebut katum
(penyimpan rahasia)
g) Jika sabar dari kelebihan disebut
zuhud, kebalikannya adalah al-
hirshu (serakah)
Bentuk-Bentuk Kesabaran
1. Sabar dalam ketaatan kepada
Allah. Merealisasikan ketaatan
kepada Allah, membutuhkan
kesabaran, karena secara tabiatnya,
jiwa manusia enggan untuk
beribadah dan berbuat ketaatan.
Ditinjau dari penyebabnya, terdapat
tiga hal yang menyebabkan insan
sulit untuk sabar. Pertama karena
malas, seperti dalam melakukan
ibadah shalat. Kedua karena bakhil
(kikir), seperti menunaikan zakat
dan infaq. Ketiga karena keduanya,
(malas dan kikir), seperti haji dan
jihad.
Kemudian untuk dapat
merealisasikan kesabaran dalam
ketaatan kepada Allah diperlukan
beberapa hal,
(1) Dalam kondisi sebelum
melakukan ibadah berupa
memperbaiki niat, yaitu kikhlasan.
Ikhlas merupakan kesabaran
menghadapi duri-duri riya’.
(2) Kondisi ketika melaksanakan
ibadah, agar jangan sampai
melupakan Allah di tengah
melaksanakan ibadah tersebut,
tidak malas dalam merealisasikan
adab dan sunah-sunahnya.
(3) Kondisi ketika telah selesai
melaksanakan ibadah, yaitu untuk
tidak membicarakan ibadah yang
telah dilakukannya supaya
diketahui atau dipuji orang lain.
2. Sabar dalam meninggalkan
kemaksiatan. Meninggalkan
kemaksiatan juga membutuhkan
kesabaran yang besar, terutama
pada kemaksiatan yang sangat
mudah untuk dilakukan, seperti
ghibah (baca; ngerumpi), dusta,
memandang sesuatu yang haram
dsb. Karena kecendrungan jiwa
insan, suka pada hal-hal yang
buruk dan “menyenangkan”. Dan
perbuatan maksiat identik dengan
hal-hal yang “menyenangkan”.
3. Sabar dalam menghadapi ujian
dan cobaan dari Allah, seperti
mendapatkan musibah, baik yang
bersifat materi ataupun inmateri;
misalnya kehilangan harta,
kehilangan orang yang dicintai dsb.
Aspek-Aspek Kesabaran
sebagaimana yang Digambarkan
dalam Hadits
1. Sabar terhadap musibah.
Sabar terhadap musibah merupakan
aspek kesabaran yang paling sering
dinasehatkan banyak orang. Karena
sabar dalam aspek ini merupakan
bentuk sabar yang Dalam sebuah
hadits diriwayatkan, :
Dari Anas bin Malik ra, bahwa
suatu ketika Rasulullah SAW
melewati seorang wanita yang
sedang menangis di dekat sebuah
kuburan. Kemudian Rasulullah SAW
bersabda, ‘Bertakwalah kepada
Allah, dan bersabarlah.’ Wanita
tersebut menjawab, ‘Menjauhlah
dariku, karena sesungguhnya
engkau tidak mengetahui dan tidak
bisa merasakan musibah yang
menimpaku.’ Kemudian
diberitahukan kepada wanita
tersebut, bahwa orang yang
menegurnya tadi adalah Rasulullah
SAW. Lalu ia mendatangi pintu
Rasulullah SAW dan ia tidak
mendapatkan penjaganya.
Kemudian ia berkata kepada
Rasulullah SAW, ‘(maaf) aku tadi
tidak mengetahui engkau wahai
Rasulullah SAW.’ Rasulullah
bersabda, ‘Sesungguhnya sabar itu
terdapat pada hentakan
pertama.’ (HR. Bukhari Muslim)
2. Sabar ketika menghadapi musuh
(dalam berjihad).
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah
bersabda : Dari Abu Hurairah ra
berkata, bahwa Rasulullah SAW
bersabda, ‘Janganlah kalian
berangan-angan untuk menghadapi
musuh. Namun jika kalian sudah
menghadapinya maka bersabarlah
(untuk menghadapinya).” HR.
Muslim.
3. Sabar berjamaah, terhadap amir
yang tidak disukai.
Dalam sebuah riwayat digambarkan;
Dari Ibnu Abbas ra beliau
meriwayatkan bahwa Rasulullah
SAW bersabda, ‘Barang siapa yang
melihat pada amir (pemimpinnya)
sesuatu yang tidak disukainya,
maka hendaklah ia bersabar.
Karena siapa yang memisahkan diri
dari jamaah satu jengkal, kemudian
ia mati. Maka ia mati dalam kondisi
kematian jahiliyah. (HR. Muslim)
4. Sabar terhadap jabatan &
kedudukan.
Dalam sebuah riwayat
digambarkan : Dari Usaid bin
Hudhair bahwa seseorang dari
kaum Anshar berkata kepada
Rasulullah SAW; ‘Wahai Rasulullah,
engkau mengangkat (memberi
kedudukan) si Fulan, namun tidak
mengangkat (memberi kedudukan
kepadaku). Rasulullah SAW
bersabda, Sesungguhnya kalian
akan melihat setelahku
‘atsaratan’ (yaitu setiap orang
menganggap lebih baik dari yang
lainnya), maka bersabarlah kalian
hingga kalian menemuiku pada
telagaku (kelak). (HR. Turmudzi).
5. Sabar dalam kehidupan sosial
dan interaksi dengan masyarakat.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan,
Rasulullah SAW bersabda, ‘Seorang
muslim apabila ia berinteraksi
dengan masyarakat serta bersabar
terhadap dampak negatif mereka
adalah lebih baik dari pada seorang
muslim yang tidak berinteraksi
dengan masyarakat serta tidak
bersabar atas kenegatifan mereka.
(HR. Turmudzi)
6. Sabar dalam kerasnya kehidupan
dan himpitan ekonomi
Dalam sebuah riwayat digambarkan;
‘Dari Abdullah bin Umar ra berkata
bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda, ‘Barang siapa yang
bersabar atas kesulitan dan
himpitan kehidupannya, maka aku
akan menjadi saksi atau pemberi
syafaat baginya pada hari kiamat.
(HR. Turmudzi).
Kiat-kiat Untuk Meningkatkan
Kesabaran
1. Mengkikhlaskan niat kepada
Allah SWT, bahwa ia semata-mata
berbuat hanya untuk-Nya. Dengan
adanya niatan seperti ini, akan
sangat menunjang munculnya
kesabaran kepada Allah SWT.
2. Memperbanyak tilawah (baca;
membaca) al-Qur’an, baik pada
pagi, siang, sore ataupun malam
hari. Akan lebih optimal lagi
manakala bacaan tersebut disertai
perenungan dan pentadaburan
makna-makna yang dikandungnya.
Karena al-Qur’an merupakan obat
bagi hati insan. Masuk dalam
kategori ini juga dzikir kepada
Allah.
3. Memperbanyak puasa sunnah.
Karena puasa merupakan hal yang
dapat mengurangi hawa nafsu
terutama yang bersifat syahwati
dengan lawan jenisnya. Puasa juga
merupakan ibadah yang memang
secara khusus dapat melatih
kesabaran.
4. Mujahadatun Nafs, yaitu sebuah
usaha yang dilakukan insan untuk
berusaha secara giat dan maksimal
guna mengalahkan keinginan-
keinginan jiwa yang cenderung suka
pada hal-hal negatif, seperti malas,
marah, kikir, dsb.
5. Mengingat-ingat kembali tujuan
hidup di dunia. Karena hal ini akan
memacu insan untuk beramal
secara sempurna. Sedangkan
ketidaksabaran (isti’jal), memiliki
prosentase yang cukup besar untuk
menjadikan amalan seseorang tidak
optimal. Apalagi jika merenungkan
bahwa sesungguhnya Allah akan
melihat “amalan” seseorang yang
dilakukannya, dan bukan melihat
pada hasilnya. (Lihat QS. 9 : 105)
6. Perlu mengadakan latihan-
latihan untuk sabar secara pribadi.
Seperti ketika sedang sendiri dalam
rumah, hendaklah dilatih untuk
beramal ibadah dari pada
menyaksikan televisi misalnya.
Kemudian melatih diri untuk
menyisihkan sebagian rezeki untuk
infaq fi sabilillah, dsb.
7. Membaca-baca kisah-kisah
kesabaran para sahabat, tabi’in
maupun tokoh-tokoh Islam lainnya.
Karena hal ini juga akan
menanamkan keteladanan yang
patut dicontoh dalam kehidupan
nyata di dunia.
Pentingnya Kesabaran
Agama tidak akan tegak, dan dunia
tidak akan bangkit kecuali dengan
sabar. Sabar adalah kebutuhan
duniawi keagamaan. Tidak akan
tercapai kemenangan di dunia dan
kebahagaiaan di akhirat kecuali
dengan sabar.
Al-Qur’an telah mengisyaratkan
pentingnya kesabaran ini. Ketika
mengyinggung masalah penciptaan
manusia dan cobaan penderitaan
yang akan dihadapinya. Dalam
surat Al-Insaan [76]: 2
“Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari setetes
mani yang tercampur yang Kami
hendak mengujinya )dengan
perintah dan larangan)”.
Pentingnya Kesabaran Bagi Orang
Beriman.
Sudah menjadi sunnatulah bahwa
kaum muslimin harus berhadapan
dengan para musuhnya yang jahat
yang membuat makar dan tipu
daya. Seperti Allah menciptakan
Iblis untuk Adam; Namrud untuk
Ibrahim; Fir’aun untuk Musa dan
Abu Jahal untuk Muhammad saw.
Dalam Surat al-Ankabut [29]]: 1-3
“Ali Laam Miim. Apakah manusia
mengira bahwa mereka dibiarkan
(saja) mengatakan; kami telah
beriman, padahal mereka belum
diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami
telah menguji orang-orang yang
sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan
sesungguhnya dia mengetahui
orang-orang yang dusta.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama